Ticker

6/recent/ticker-posts

Dr Elviriadi: Blok Rokan Pure Bisnis dan Legitimasi Politik Tak Relevan


 

PEKANBARU-Heboh pembicaraan Riau merebut Blok Rokan makin menyedot perhatian publik. Salah satunya, muncul pandangan tokoh muda Riau Dr. Elviriadi melalui aplikasi whataaps pada Kompas.pos.com, Jumat (19/2/2021).


Heboh sorak sorai. Disana sini muncul pro kontra. Padahal 39% tersisa itu murni bisnis. Karena Pertamina udah menang (51%), dan PI (partisipating interest) 10% automatis masuk ke Pemprov, " ungkap Elvi.


Kepala Departemen Perubahan Iklim Majelis Nasional KAHMI mengaku mahfum dengan pola gerakan masyarakat Riau. Maklum ajelah, sekian lama kita jadi penonton dinegeri sendiri, begitu kran terbuka hasrat pun bergelora," katanya.


Namun demikian, tambah pengurus ICMI itu, elemen masyarakat Riau harus prosedural dan rasional.


"Penuhilah "summary project" yang diinginkan Pertamina, yang saya tau antara lain perusahaan yang establish financing, punya dana operasional lebih kurang 6 Triliun lah.


Cash flow aktif sekurang kurangnya 1 tahun terakhir. Tenaga ahli yang bersertifikat. Jadi ke situlah orang orang di Riau ini kalau serius berminat," beber ahli lingkungan itu.


Ketua Majelis LH Muhammadiyah itu meminta masyarakat Riau bersatu dan melakukan langkah langkah relevan.


Dalam hal B to B, mobilisasi massa dukungan dan merebut legitimasi politik tentu tak berpengaruh. Beda waktu Blok CPP atau PT. BSP dan Blok lainnya itukan transisi demokrasi ekonomi mandeq. 


Distribusi Keuangan Pusat dan Daerah masih jomplang. Kalau ini tekanan politik massa sangat perlu. Supaye diperhitungkan pusat," Katanya.


Pria gempal yang sering menjadi saksi ahli dipengadilan itu  mendorong BUMD Riau agar siap.


"Lebih baik BUMD dan kekuatan politik formal kita dorong. Syamsuar harus agresif, yulisman ketua DPRD, dan tokoh berintegritas seperti Hj.Azlaini Agus, Edi Saputra Rab, Pak Wan Abu Bakar, Nawasir Kadir dan Ir. Abdi sebaiknya diajak berunding.


Saat ini, kata Elv, PT.Riau Petrolium aje belum terbentuk struktur pengurusnya. PI 10% dah diusulkan dari 2018 tapi pusat melihat Riau ini tak siap. Blok Siak pun gitu. Jadi kita harus logis dan tau peta politik Perminyakan ini.


" Kalau langkah langkahnya aneh, kepunan telow temakol-lah, Wak! Pungkas peneliti gambut yang istiqamah gundul kepala demi hutan.



Sumber: kompaspos.com.

Editor: Toni Octora.