ROKAN HILIR- Setelah dilakukan pembinaan dan menandatangani pernyataan dengan disaksikan oleh orangtuanya masing-masing, sebanyak lima orang Anak Baru Gede (ABG) yang sempat diduga melecehkan serta menantang suku Melayu yang berada di Kelurahan Sedinginan, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rohil, dikembalikan kepada orang tuanya masing-masing, Rabu (12/6/2019) sore.
" Mereka masih anak-anak, jadi dilakukan pembinaan saja," kata Kapolres Rohil, AKBP Sigit Adiwuryanto SIK MH dikonfirmasi melalui Kapolsek Tanah Putih, AKP Yohanes Emanuel Bambang Dewanto SH, Kamis (13/6/2019).
Ketika ditanya, apa saja pernyataan yang diatanda tangani 5 ABG itu, Yohanes menerangkan, bahwa pada intinya tidak akan mengulangi perbuatannya dan tidak akan ada lagi kelompok Ikatan Kamboja Rusuh (Ikaru).
" Itu kita serahkan ke orang tuanya masing-masing, karena tugas mendidik anak di rumah adalah tanggung jawab orangtua," papar Yohanes.
Terpisah Murni Roy SPd, selaku bagian dari Puak Melayu di Sedinginan sangat menyesalkan dan sekaligus mengecam pernyataan yang diduga melecehkan suku dan puak Melayu tersebut.
" Tentunya saya berharap kejadian ini tidak akan terulang lagi oleh siapapun dan dengan alasan apapun," paparnya.
Kepada yang diduga membuat pernyataan yang melecehkan puak dan suku Melayu tersebut, Murni Roy berharap bisa mencabut pernyataannya dan meminta maaf.
" Kedepannya, mari kita jaga bersama - sama kerukunan antar sesama warga yang sudah ada, karena kerukunan dan kedamaian itu adalah keinginan dan kebutuhan kita bersama," harapnya.
Ia menambahkan, bahwa pihaknya sebagai tuan rumah selalu dalam bahasa adat menyampaikan kecil tapak tangan nyiru di tadahkan. "Itulah kami menghormati tamu yang datang ke daerah kami, tapi tamu juga harus paham resam dan adat kami disini, hendaknya kita semua paham dimana bumi dipijak di situ langit dijunjung," ungkap Murni Roy.
Berita sebelumnya, ada status Facebook atas nama Bang Zaa memposting poto dirinya dengan menulis Warga Sedinginan dan sekitarnya dapat salam dari Kamboja.
Sumber: riaupotenza.com.
Editor: Toni Octora.
