Ticker

6/recent/ticker-posts

Artikel: Mengasah Bakat Anak

 Penulis: Rusmani, Hum

Kemampuan anak dalam belajar memang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Hal inilah yang tak boleh kita abaikan dalam sebuah proses pembelajaran. Karena setiap anak yang dilahirkan sudah membawa intelegensi yang berbeda-beda. Sebagai anugerah dari Tuhan kepada makhluk yang diciptakan Nya yaitu manusia.

Kata intelegensi berasal dari bahasa Inggris "Intellegence", yang juga berasal dari bahasa latin yaitu "Intellectus dan Intelgantia atau intelleger". teori tentang intelegensi pertama dikemukakan oleh Spearman dan Wynn Jones Pell Pada tahun 1951. Intelegensi berasal dari bahasa Latin yang berarti memahami. Jadi intelegensi adalah aktivitas atau perilaku yang merupakan perwujudan dari daya potensi untuk memahami sesuatu.

Ada macam-macam intelegensi, namun pada tulisan ini akan mengacu pada "Intelegensi Kemampuan Ruang"  yaitu kemampuan anak untuk berpikir secara  tiga dimensi. Cenderung berpikir secara visual dan mereka kaya dengan khayalan internal ( internal imagery) sehingga cenderung imajinatif dan kreatif.  Dari kelompok mereka ini biasanya akan menjadi profesi seperti arsitektur seniman pelaut dan yang sejajar dengan itu.

Dalam proses pembelajaran secara klasikal pada sekolah-sekolah umum maka terdapat bermacam-macam intelegensi para siswa dalam satu kelas. Tentunya dalam usahanya menyerap pengetahuan antara yang satu dengan yang lainnya akan berbeda. Oleh karena itu kita tidak bisa memaksakan mereka untuk dapat memahami materi tersebut lebih jauh atau mendalam.  Sebab  mereka sudah mempunyai intelegensi yang berbeda-beda.  Ini yang perlu dipahami oleh para guru dan pendidik agar peserta didik merasa dihargai atas apa yang mereka bisa.

Guru perlu  mengembangkan bakat yang ada pada diri siswa . Sehingga suatu saat nanti akan menjadi profesinya di masa yang akan datang.  Pada masyarakat kita masih ada kecenderungan untuk menilai keberhasilan seseorang anak dengan prestasi ujian nasional. Seolah-olah dengan hasil ujian nasional menjadi kecerahan tentang masa depan anak. Sehingga kalau kita perhatikan usaha untuk ke arah sana sangatlah berlebihan. Padahal kita tahu intelegensi anak itu berbeda-beda.

Tidaklah salah kalau kita perhatikan tentang intelegensi anak dalam bidang yang lainnya. Sebagai contoh " intelegensi keterampilan kemampuan ruang", jika  anak yang mempunyai intelegensi ini di bimbing dan  diarahkan ke jalurnya juga akan mapan seperti bidang-bidang lain. Sehingga suatu saat mereka ini mampu membuka lapangan kerja bukan menjadi pencari kerja.  

Indonesia mewarisi berbagai macam budaya, sehingga budaya itu suatu omset yang besar bila kita mampu mengembangkannya menjadi sumber ekonomi bangsa. Dengan memperhatikan intelegensi keterampilan kemampuan ruang anak  untuk  masa yang akan datang tentunya akan membawa dampak yang positif dari kehidupan sosial, ekonomi,dan budaya di masa yang akan datang.

Oleh karena itu guru berperan penting dalam mengasah bakat anak di sekolah. Jangan padamkan bakat anak yang ada, tapi galilah dan bimbing agar lebih terarah. Guru bimbingan konseling sangat berperan sekali dalam hal meningkatkan minat dan bakat anak supaya arah masa depan anak lebih terarah.

Rusmani, Hum merupakan guru aktif
Di SMPN 14 Dumai