Ticker

6/recent/ticker-posts

Artikel: Kembangkan Potensi Siswa Melalui Pembelajaran Aktif '‘Mikir’ Abad 21 Dan Hots


OLEH   : Mhd Azahan Daulay, S.Pi

Tulisan ini merupakan catatan dari hasil kegiatan pendidikan dan latihan (diklat) Fasda pembelajaran jenjang SMP yang saya ikuti  dari tanggal 4-7 September 2018 yang bertempat di Hotel Premier Pekanbaru  yang diselenggarakan oleh Tanoto Foundation tentang Pembelajaran AKTIF terimakasih penulis ucapkan kepada pihak Tanoto Foundation yang telah memberikan kesempatan kepada penulis sebagai Fasda Pembelajaran dari Hasil seleksi Fasda dari Kota Dumai. Setelah beberapa fasda yang terjaring  akhirnya penulis diikutkan dalam diklat ke provinsi Riau Pekanbaru. Pada Kegiatan diklat pembelajaran aktif kali ini ada sesuatu yang berbeda dengan diklat yang pernah penulis ikuti yaitu pembelajaran aktif dengan unsur MIKIR. Sampai diakhir diklat ada praktik pembelajaran yang awalnya cukup menggunakan Team Teaching dimana salah satu peserta dari kelompok pasangannya yang menjadi guru model mengajar dihadaan peserta didik dengan setting kelas yang nyata (real teaching) muli dari awal sampai dengan akhir pelajaran.


Foto kegiatan Peer teching Praktik mengajar Sebagai Fasda Pembelajaran di SMP Negeri 12 Pekanbaru. (Foto Dok.Pribadi)

Masa sekolah yang menyenangkan akan selalu dikenang. Begitu juga cara guru mengajar. Bila menghibur dan mencerdaskan, tentu akan selalu diingat oleh siswa. Karena itu, pendidik harus paham berbagai metode, pendekatan, strategi, dan model-model pembelajaran.

Metode adalah cara yang dipergunakan pendidik untuk menyajikan atau menyampaikan materi pembelajaran. Pendekatan adalah cara yang ditempuh untuk sampai pada tujuan. Sementara itu, strategi adalah upaya memanfaatkan segala daya dan sumber belajar yang dimiliki untuk mencapai tujuan. Sedangkan, model pembelajaran adalah rencana atau pola pembelajaran yang dapat digunakan untuk membentuk dan mengembangkan kurikulum untuk mendesain pembelajaran dalam mata pelajaran tertentu.

Apa pun metode, pendekatan, strategi, maupun model pembelajaran yang dipilih, semuanya harus bermuara pada aktivitas student center, bukan pada teacher center. Alternatif pendekatan pembelajaran yang gencar dikembangkan adalah active learning. Implementasi untuk melaksanakan active learning sesungguhnya adalah amanat dari regulasi. Dalam pasal 1 ayat 1, UU RI 20/2003 tentang Sisdiknas tertulis bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya.

Ada empat komponen yang perlu dipedomani pendidik dalam melaksanakan active learning. Untuk mempermudah, saya sebut dengan ”MIKiR”. Pertama, M adalah mengalami. Dalam active learning, pembelajaran harus dirancang agar peserta didik aktif. Misalnya, pengamatan, percobaan, penyelidikan, dan wawancara. Kedua, I adalah interaksi. Pembelajaran aktif harus memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada murid untuk berinteraksi. Misalnya, diskusi, tanya jawab, atau brainstorming. Ketiga, Ki kependekan dari komunikasi. Pembelajaran aktif harus melatih anak bisa mengemukakan pendapat, presentasi atas laporan yang dibuat, atau memajang hasil karya peserta didik. Keempat, R adalah refleksi.

Unsur -unsur pembelajaran aktif
(MENGALAMI, INTERAKSI, KOMUNIKASI, DAN REFLEKSI (MIKIR)
MENGALAMI (M) : Melakukan kegiatan (doing) dan atau mengamati (observing) saat proses pembelajaran berlangsung  misalnya melakukan pengamatan, percobaaan, berwawancara.

INTERAKSI (I) : Proses pertukaran gagasan antar dua orang atau lebih, bertukar pikiran/ide/gagasan, berdiskusi, menanggapi ide/pendapat orang lain.

KOMUNIKASI (KI) : Proses penyampaian gagasan/pikiran atau perasaaan oleh seseorang kepada orang lain  komunikasi bisa dalam bentuk tulisan -menyampaiakan ide, menyampaiakan hasil kerja, melaporkan hasil percobaan, melaporkan hasil diskusi kelompok.

REFLEKSI (R) : Kegiatan melihat kembali pengalaman belajar dan mengambil pelajaran (lesson leorned) agar belajar lebih baik dimasa mendatang.

Perlu disampaikan penulis bahwa unsur pembelajaran aktif (MIKIR) bukan  suatu urutan kegiatan dari setiap unsur juga dapat terjadi beberapa kali dalam satu proses pembelajaran. Ada kalanya beberapa unsur tersebut muncul bersamaam, misalnya dalam melakukan percobaan secara berkelompok, siswa melakukan percobaan untk mendapatkan data (MENGALAMI). Namun disaat melakukan percobaan ada pertukaran ide (INTERAKSI) , menemukan gagasan baru (REFLEKSI) dan menyampaikan pendapat (KOMUNIKASI).

Pola pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran ilmiah  (MIKIR)
1). Mengalami ( mengamati)/ melakukan kegiatan (doing)
Mengamati mengutamakan kebermaknaan proses pembelajaran (meaningfull learning). Ada banyak cara yang bisa dilakukan oleh peserta didik tahap mengamati.
a)Menentukan obyek  yang akan diamati oleh peserta didik, misalnya:

                    Foto dok.Pribadi 
( peserta didik kelas. 8.3 mengamati selisih  ketinggian air Tekanan Hidrostatis)



Pada materi  Tekanan Hidrostatis    peserta didik melakuan kegiatan (doing) seperti gambar dibawah ini.


                     ( Foto Dok.Pribadi)
   
Eksperimen Menyelidiki tekanan Hidrostatis IPA Kleas VIII SMP Negeri 9 Dumai

Peserta didik melakukakan pengamatan dalam menyelidiki tekanan zat cair pada kedalaman tertentu.

Peserta didik melakukan pengamatan (observing) pada sebuah benda seperti gambar diatas peserta didik terlihat mengamati bagaimana proses pengukuran suhu air dengan menggunakan termometer. Pengamatan pada sebuah benda bisa dilakukan didalam kelas, laboratorium, maupun lingkungan sekolah. Jika didalam kelas siswa bisa membawa  benda-benda yang akan diamati. Jika di laboratorium, peserta didik bisa menggunakan mikroskop untuk mengamati benda yang sulit dilhat secara langsung. Jika dilingkungan sekitar  peserta didik bisa mengamati benda-benda yang ada disekitar sekolah atau disekitar rumah.

Pada proses pengamatan ini , bisa dilakukan dengan berbagai cara . Pengamatan merupakan langkah awal di dalam proses ilmiah. Dengan mengamati, secara kontekstual tahu apa yang harus dilakukan. Pada proses pengamatan ini banyak masalah yang didapatkan. Setelah mengamati, maka harus ditemukan sebuah solusi jika masalah itu membutuhkan solusi.

2.Interaksi (I)
Interaksi adalah  proses pertukaran ide atau gagasan antar dua orang atau lebih.



1.Komunikasi (KI) 
Komunikasi adalah proses penyampaian gagasan /pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain. Setelah setiap kelompok selesai dengan pekerjaaanya masing-masing beberapa kelompok diberi kesempatan untuk menjelaskan/mempresentasikan hasil di depan kelas. Seperti terlihat pada gambar dibawah ini. Kegiatan ini merupakan  bagian yang sangat penting dari proses pembelajaran kerana hasil-hasil pemikiran siswa yang berbeda dapat disajikan kepada kelompok siswa lainnya  sehingga setiap siswa memilki pemahaman yang lebih baik dan lengkap karena telah terjadi sharing pengalaman. Pada kegiatan presentasi ini guru memiliki peran yang sangat penting terutama dalam memfasilitasi proses diskusi kelas dan memberikan penguatan atau koreksi terhadap materi yang disajikan siswa. Gambar diatas megilustrasikan presentasi siswa dalam diskusi kelas hasil kerja kelompok.


Perserta didik mempersentasikan hasil diskusi kelompoknya (foto Dok.Pribadi)

2.Refleksi (R)
Refleksi adalah proses memikirkan makna  dari belajar  yang dialami baik yang terkait dengan materi yang dipelajari. Setelah proses pembelajaran selesai langsung dilakukan refleksi gambar dibawah ini memperlihatkan suasana refleksi pembelajaran.  Kegiatan refleksi harus dilaksanakan segera setelah selesai pembelajaran. Hal ini dimaksudkan agar setiap kejadian yang diamati dan dijadikan bukti pada saat  mengajukan pendapat  atau saran terjaga akurasinya karena setiap orang dipastikan masih bisa mengingat dengan baik rangkaian aktivitas yang dilakukan dikelas.


Peserta didik kelas 8.3 sedangkan menuliskan hasil Refleksinya pada kertas Pos it.
Hal ini dapat dipicu dengan pertanyaan:
Apa yang saya pelajari hari ini?
Apa manfaat dari yang saya pelajari ini?
Bagaimana proses belajar saya tadi?
Apa lagi yang ingin saya pelajari.

Pembelajaran Aktif, Pendekatan saintifik dan Keterampilan Abad 21



Optimlisasi peran guru dalam   melaksanakan pembelajaran Abad 21 dan HOTS (Higher Order Thinking Skills), pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 21 kepada peserta didik yaitu 4C yang meliputi  (1) Communication (2) Collaboration (3) Critikal Thinking  and problem solving, (4) Creative and innovative.  Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Kratwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills)  yaitu C-1 ( mengetahui) dan C-2 ( memahami),  dan mengaplikasikan (C-3), tetapi kemampuan tingkat tinggi seperti menganalisisi (C-4), mengevaluasi (C-5) dan mengkreasi (C-6). Intinya peserta didik bukan lagi dijejali oleh ceramah guru dari awal sampai akhir  pembelajaran, tetapi memberi ruang kepada  peserta didik untuk berpikir , meneliti, menelaah, menganalisis, hingga mampu menemukan dan mengkontruksi sendiri pesan utama sebuah materi pembelajaran yang dipelajarinya. Siswa bukan hanya sekedar menyelesaikan sejumlah materi pembelajaran, tetapi memiliki bekal yang akan diimplementasikan dalam kehidupannya. 
Sebelum menerapkan pembelajaran dan penilaian HOTS , tentunya guru terlebih dahlu harus menyusun Skenario Pembelajaran,Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja  yang mencerminkan  pembelajaran dan penilaian HOTS, karena RPP akan menjadi penduan bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hasil pembelajaran HOTS akan diukur melalui penilaian HOTS pada aspek pengetahuan,sikap, dan keterampilan.
Karakteristik soal HOTS antara lain, (1) mengukur keterampilan berpikir tingkat tinggi, (2) berbasis permasalahan kontekstual, (3) menggunakan bentuk soal beragam, dan (4) mengukur level kognitif C-4 menganalisis, C-5 (mengevaluasi) dan C-6 (mengkreasi). Adapun langkah-langkah penyusunan HOTS yang diterbitkan oleh kemendikbud (2018: 17-18 ) sebagai berikut:
Menganalisis KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS
Menyusun kisi-kisi soal
Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Membuat pedoman penskoran (rubrik) atau kunci jawaban.




‘Mengalami’ dalam belajar melibatkan banyak indera sehingga pemahaman konsep akan lebih mantap;
‘Interaksi’ dapat mendorong siswa untuk ungkap gagasan dan merefleksi diri sehingga menunjang pula pemahaman konsep secara baik;
‘Komunikasi’ dapat memotivasi siswa untuk berani dan lancar dalam menyampaikan gagasan;
‘Refleksi’ memunculkan sikap untuk mau menerima kritik dan memperbaiki diri, baik gagasan, hasil karya maupun siswa.


OLEH   : Mhd Azahan Daulay, S.Pi
(Wakasek. Kurikulum SMP  Negeri  9 dumai)