Ticker

6/recent/ticker-posts

Artikel : PKB Berbasis Gugus dan Sekolah Oleh M.Azahan Daulay


Oleh : M.AZAHAN DAULAY, S.Pi
(Wakasek.Kurikulum SMP Negeri 9 Dumai)

KKG atau MGMP adalah wadah berkumpulnya para guru dalam satu forum untuk memecahkan masalah, menguji coba, dan mengembangkan ide-ide baru untuk peningkatan mutu kegiatan belajar mengajar (KBM), serta meningkatkan profesionalisme guru. Forum ini sangat penting dalam membentuk komunitas pembelajar. 

KKG maupun MGMP merupakan sesuatu ‘community of practice’ atau ‘professional community’. Tujuannya adalah pengembangan keprofesian keberlanjutan guru. Dalam komunitas pembelajar, semua anggotanya memiliki kesadaran untuk maju dan saling membelajarkan. Untuk maju jika dilakukan sendiri terasa lebih sulit, namun jika dilakukan secara bersama-sama, maka usaha untuk maju tersebut akan terasa lebih mudah.

Dalam pelaksanaannya, KKG dilaksanakan oleh guru-guru dalam satu gugus sekolah. Dalam satu gugus sekolah terdapat satu SD/MI inti dan beberapa (5-8) SD/MI imbas. Misalnya, guru-guru kelas 1, kelas II, kelas III, dan lain-lain berkumpul bersama, membahas kesulitan pembelajaran, menciptakan model/strategi pembelajaran baru, serta mempelajari hal-hal baru secara bersama-sama. KKG ini disebut sebagai KKG kelas. 

KKG juga bisa dilaksanakan sebagai KKG mata pelajaran, misalnya jika guru-guru yang mengajar dalam satu mata pelajaran berkumpul bersama.

MGMP dilaksanakan oleh guru-guru yang mengajar mata pelajaran sama. Forum MGMP dilaksanakan dalam lingkup kecamatan atau kabupaten.  Kelompok kerja guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata pelajaran  (MGMP)  adalah wahana yang sangat baik bagi guru untuk pengembangan keprofesian Berkelanjutan (PKB)  karena : Guru belajar secara efektif dengan mitranya : sebuah komunitas untuk berpraktek

Guru sangat senang berbagai pengalaman dengan sesamnya dari sekolah lain.

Meningkatkan akses semua guru dalam PKB
Program sesuai dengan kebutuhan lokal sesuai identifikasi (memberdayakan guru) sehingga rasa kepemilikan guru tinggi.
Langsung memperbaiki proses belajar mengajar.

Mengembangkan kapasitas guru inti untuk mendukung sekolah lainnya
Efisien. Namun sering kali KKG/MGMP belum efektif dalam membantu guru mengembangkan diri. Keadaan yang belum maksimal ini disebabkan pengelolaan KKG/MGMP yang masih belum baik. Sering kali KKG/MGMP dibiarkan begitu saja tanpa perencanaan dan dukungan yang memadai. 

Guru pengurus KKG/MGMP, Kepala sekolah Pengawas sekolah, dan Dinas memiliki peran masing-masing dalam menjadikan KKG/MGMP dapat  bermanfaat dalam mendukung guru mengembangkan profesinya.

PKB berbasis sekolah, melalui KKGS dan MGMPS

KKG maupun MGMP dapat dilakukan dalam lingkup sekolah, sering disebut sebagai KKG-sekolah, MGMP sekolah, atau KKG/MGMP mini.

Sebenarnya, dibandingkan dengan KKG/MGMP gugus/kecamatan, KKGS/MGMPS memiliki beberapa kelebihan. 

Pertama, keberadaan forum belajar antarguru di tingkat sekolah memiliki kemampuan menjangkau semua guru dalam satu sekolah. Kepala sekolah bisa melaksanakan tugas membina setiap guru dengan lebih baik dengan cara mengaktifkan pertemuan-pertemuan belajar bersama antar guru ini secara rutin, misalnya dua minggu atau sebulan sekali.

Kedua, karena KKGS/MGMPS dilaksanakan di tingkat sekolah, maka intensitas pertemuan bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan sehingga belajar bersama bisa terjadi secara intensif.

Ketiga, frekuensi dan intensitas pertemuan yang tinggi dan suasana saling membelajarkan yang terbuka dan berdasarkan prinsip saling menolong untuk pintar bersama akan membantu membentuk atmosfer kekompakan kerja antarguru yang penting untuk peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

Supaya KKGS/MGMPS dapat mencapai tujuannya dengan baik, sebaiknya dipikirkan secara lebih rinci tentang hal-hal berikut:
manfaat-manfaat yang diharapkan,
pembagian peran/kerja yang adil dan memberdayakan bagi masing-masing anggota, dan jenis kegiatan (spesifik dan konkret) yang akan dilakukan.

Pengelolaan Kegiatan KKGS dan MGMPS

Peserta 
Semua guru kelas atau guru mata pelajaran di sekolah

Tempat 
Di ruangan kelas atau di mana saja di sekolah

Frekuensi 
Rata-rata 1-2 kali pertemuan setiap bulan (tergantung kebutuhan)

Waktu 
Biasanya setelah jam sekolah

Pelatih/penyaji 
Guru pemandu mata pelajaran dibantu oleh pengawas dan/atau kepala sekolah, atau bergilir di antara para guru.

Sekolah dapat juga menggunakan dana BOS untuk mengundang narasumber dari sekolah/tempat lain.

Alternatif lainnya, kabupaten dalam mengalokasikan dana untuk narasumber yang disediakan untuk pelatihan guru berbasis sekolah.

Fokus pelatihan 
Peningkatan mutu pembelajaran

Penyelenggaraan Kegiatan
Dalam kelompok kecil, partisipatif dan praktis. Materi yang dibahas mencakup masalah-masalah yang dihadapi di kelas atau di sekolah.

Tujuan pertemuan KKGS dan MGMPS
Pertemuan guru melalui forum KKGS dan MGMPS merupakan mekanisme pendukung utama bagi para guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam KBM.

Kegiatan tersebut memberikan kesempatan pada guru untuk:

Menerima “pelatihan” lebih lanjut untuk melengkapi apa yang telah diterima dalam pelatihan di tingkat kabupaten/kecamatan.

Membuat dan mencobakan ide-ide baru pembelajaran, bahan-bahan atau alat peraga dan alat bantu pengajaran yang akan dipergunakan di kelas masing-masing.

Mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi di kelas dan menerima saran-saran dari pemandu dan guru-guru sejawat lainnya.

Kegiatan yang dilaksanakan dalam pertemuan KKGS dan MGMPS

Pada umumnya kegiatan KKGS dan MGMPS membahas masalah-masalah KBM, misalnya persiapan mengajar, termasuk membuat langkah-langkah KBM, membuat dan mengujicobakan alat bantu belajar, serta peer teaching (mengajar antar sejawat). 

Namun sampai sejauh ini menurut pengalaman penulis sebagai anggota sekaligus pengus MGMP mata pelajaran IPA tingkat SMP/ MTs  Se- Kota Dumai, program MGMP perlu direvisi dan dioptimalisasi dan keterlibatan guru-guru anggota MGMP masih minim sekali dalam menyusun Program. Hasil yang diharapkan untuk mengikuti MGMP tidak tercapai  maksimal sehingga guru guru mapel  hanya mengandalkan pengurus dan guru inti yang dianggap mampu sehingga guru-guru yang hanya datang  berdiskusi pada konteks yang bukan kegiatan dalam meningkatkan profesionalisme guru  setelah itu pulang, sehingga banyak guru-guru yang mengeluh Kegiatan MGMP  seperti itu aja tidak ada rasanya perubahan yang mengarah peningktan kompetensi guru khusunya dalam PKB  pada hal KKG/MGMP adalah wahana yang sangat baik untuk pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) tetapi banyak diantara guru-guru tidak sadar hal itu.

Kegiatan KKGS dan MGMPS hendaknya bervariasi dan diupayakan melibatkan peserta secara aktif. Contoh-contoh kegiatan antara lain:
mengujicobakan kegiatan baru (contohnya, percobaan IPA atau permainan bahasa untuk melatihkan kecakapan komunikasi),membuat dan mencobakan alat bantu mengajar,
observasi antar sejawat yang sedang mengajar dan diikuti diskusi,peer teaching diikuti dengan diskusi, menyaksikan tayangan video tentang guru yang sedang mengajar, mengunjungi sekolah-sekolah, mengevaluasi hasil pekerjaan siswa,
mengkaji buku teks dan mendiskusikan cara penggunaannya, membahas ide/wawasan baru yang diunduh dari internet atau diambil dari buku baru, dan menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi (untuk guru-guru bahasa Inggris atau guru-guru sekolah berstandar internasional).

Dalam pertemuan tersebut juga harus ada kesempatan bagi para peserta untuk menyampaikan masalah-masalah yang relevan untuk didiskusikan dalam kelompok.

Dalam kegiatan KKGS/MGMPS ini peran pemandu mata pelajaran cukup penting sebagai fasilitator dan narasumber. Mereka harus melaksanakan peran tersebut dengan sebaik-baiknya. 

Selain menyampaikan pengetahuan dan keterampilan, mereka sepatutnya memberikan dorongan kepada para peserta untuk mendiskusikan dan mengutarakan ide-ide yang datang dari para peserta sendiri.

Guru-guru dalam KKGS/MGMPS tidak boleh hanya bergantung pada seorang pemandu saja atau seorang guru yang dianggap senior. Setiap guru dalam forum ini memiliki tanggung jawab untuk bisa menjadi narasumber, bahkan untuk hal yang sangat sederhana sekalipun. 

Mendapatkan tanggung jawab sebagai narasumber akan mendorong setiap guru untuk berpacu meningkatkan diri. Karena itu, penting sekali dalam forum KKGS/MGMPS, pemimpin forum, kepala sekolah, dan setiap guru yang menjadi anggota saling mendorong, saling memotivasi, saling menolong, dan saling memberdayakan tiap anggotanya untuk berani menjadi nara sumber. Kontribusi anggota sekecil apa pun layak dihargai.

Untuk ‘pengikat’ supaya semua guru merasa senang hadir, bisa diadakan acara yang ‘non akademis’ sebagai selingan singkat yang menemani acara akademis. Misalnya, para guru bisa mengadakan arisan yang penentuan pemenangnya diundi pada setiap tanggal pertemuan. Atau dalam setiap pertemuan diadakan potluck party. Potluck party adalah acara makan bersama sederhana dalam suasana informal dan hidangan yang dimakan adalah makanan yang dibawa sendiri oleh masing-masing peserta. Setidaknya dengan arisan dan potluck party telah digabungkan suasana akademik dan bersenang-senang yang diharapkan bisa menghindarkan kebosanan dan menghadirkan daya tarik.

Namun, perlu diingat, arisan dan potluck party bukan acara utama, karena itu pelaksanaannya harus singkat dan sebaiknya diletakkan setelah acara belajar/akademik.

Pengawas hendaknya hadir setidaknya satu kali sebulan dalam pertemuan mingguan. Hal tersebut dimaksudkan agar pengawas bisa melihat langsung kegiatan nyata apa yang sedang dilaksanakan pada KKGS/MGMPS dan ia dapat memberikan bantuan dan saransaran yang bermanfaat bagi para peserta.

Peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah seharusnya sangat tahu tentang kebutuhan sekolahnya. Sebaiknya beliau aktif terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan KKGS/MGMPS. Kepala sekolah yang sering ikut serta dan menunjukkan minat terhadap kegiatan forum ini akan lebih memberi semangat kepada gurunya. Dia juga hendaknya membantu dan memonitor guru dalam penerapan hasil kegiatan KKGS/MGMPS di kelas. Tugasnya antara lain adalah:
menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan KKGS atau MGMPS,
memonitor pelaksanaan kegiatan KKGS/MGMPS di sekolah yang dipimpinnya, dan memberikan umpan balik tentang pelaksanaan kegiatan KKGS/MGMPS dan penerapan hasil pertemuan di kelas.

Peran Pengawas
Pengawas dapat mengunjungi KKGS/MGMPS secara teratur untuk mengetahui keadaan dan kebutuhan setiap sekolah dan guru. Karena itu, beliau berperan sebagai pembantu dalam penyusunan dan pelaksanaan program KKGS/MGMPS dan memberikan semangat kepada guru untuk ikut serta dalam kegiatan KKGS/MGMPS serta menerapkan hasil kegiatan di kelasnya masing-masing. Tugas pengawas antara lain adalah:
memonitor kegiatan masing-masing sekolah dan kelas, membantu perencanaan dan persiapan kegiatan KKGS/MGMPS sesuai kebutuhan guru,
menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan KKGS/MGMPS, memonitor pelaksanaan tindak lanjut dan dampak hasil dan KKGS/MGMPS, membantu guru dalam masalah kegiatan belajar mengajar, danm emberikan umpan balik kepada guru dan kepala sekolah tentang hasil kepengawasannya.