Ticker

6/recent/ticker-posts

Artikel: IGI Sharing and Growing Together Ke Pelosok Negeri Oleh Jumaiyah, S.Pd


Jumaiyah,S.Pd  
Guru SMPN 14 Dumai 


Peningkatan  mutu guru biasanya erat kaitannya dengan pemerintah atau dinas pendidikan dengan   menggunakan anggaran yang sudah dianggarkan jauh-jauh hari. Peserta yang ikut sudah ditentukan dari sekolah-sekolah negeri dengan list nama yang sudah ada, atau nama-nama yang sudah di sediakan oleh sekolah masing- masing yang nota bene orangnya itu- itu saja. Apakah orang yang ditunjuk itu memiliki kompetensi atau tidak, apakah sesuai dengan bidang ilmunya tidak diperhitungkan, yang penting ada unsur kedekatan dengan pihak-pihak tertentu maka dialah yang akan ikut pendidikan dan latihan peningkatan kompetensi.

        Setelah mereka kembali dari  pendidikan dan pelatihan, hasil dan tindak lanjutnya tidak nampak secara signifikan. Tidak nampak pengaruhnya  pada kompetensi baik diri peserta maupun di tingkat sekolah yang mengutus peserta. Ini sudah rahasia umum di lingkungan pendidikan, hanya segelintir peserta yang bisa meningkatkan kompetensinya setelah  pendidikan dan latihan. Walau demikian hasilnya pemerintah masih kurang jeli untuk memperbaiki  demi peningkatan kompetensi guru yang masih perlu diperbaiki. Apalagi dengan tuntutan tunjangan kinerja yang mereka terima setiap per tiga bulan mengharuskan guru untuk memiliki kompetensi yang lebih dan profesional di bidangnya masing-masing.

      Sebuah organisasi guru yang masih seumuran jagung yaitu Ikatan Guru Indonesia( IGI) yang berdiri pada tahun 2016. IGI berkomitmen meningkatkan kompetensi guru Indonesia secara mandiri dan tanpa subsidi dari berbagai pihak termasuk pemerintah. Organisasi ini berhasil  merebut hati guru  untuk ikut berkecimpung dan berkiprah di dalamnya tanpa pilih siapa orangnya. Asal guru punya kemauan dan kemampuan silahkan bergabung menjadi anggota yang tanpa berbayar setiap bulan atau tahunnya. Organisasi ini sudah di perhitungkan oleh pemerintah setelah melihat hasil yang digebrak oleh guru-guru IGI mulai dari kota besar  hingga pelosok negeri. 
Sehigga banyak yang dari anggota IGI yang menjadi pembicara di tingkat nasional. 

      Organisasi IGI memiliki 67 kanal dalam peningkatan kompetensi guru, di setiap kanal memiliki founder masing-masing dari berbagai daerah di Indonesia. Salah satu kegiatan yang merasuk sampai ke pelosok daerah adalah SAGUSAKU (satu guru satu buku). Sagusaku  mendobrak gerakan literasi guru-guru untuk menghasilkan satu buku. Dalam pelaksanaan workshop sagusaku, para peserta di motivasi dan dibimbing dalam jaringan selama tiga bulan dan di kawal sampai ke penerbit dan hingga buku peserta siap cetak dan  ber-ISBN.   

       Seiring berjalannya kegiatan sagusaku, Gelis ( Gerakan Literasi Sekolah) juga ikut membuming. Tidak hanya guru, tapi siswa juga ikut didobrak oleh para guru sebagai anggota IGI dalam berliterasi. Tak tanggung-tanggung hasilnya,  siswa menampakan juga unjuk kemampuan dalam menulis hingga ada diantara siswa yang punya buku cerita tunggal dan kolaborasi di sekolah mereka. Semua yang dilakukan oleh anggota IGI bersifat mandiri dengan biaya dari uang kantong sendiri dan tanpa adanya suntikan dana dari pihak mana saja.

      Kehadiran IGI di berbagai daerah banyak mengalami penolakan dari dinas pendidikan. Hal ini disebabkan dengan munculnya rasa ketakutan kalau kehadiran organisasi IGI ini akan menjadi kompetitor( persaiangan) dengan organisasi guru yang sudah lama berdiri. Pada kenyataannya IGI bukan saingan tapi berkolaborasi dalam meningkatkan kompetensi guru-guru di seluruh Indonesia dengan hasil yang nyata. 

      Pelaksanaan workshop atau training di berbagai daerah, IGI tidak menetapkan fasilitas yang mewah dan honor yang  besar. Di mana saja kegiatan diadakan narasumber siap untuk berbagi ilmu dengan guru-guru walaupun sampai ke pelosok negeri.  Semboyan yang diusung IGI adalah "Sharing and Growing Together". Siap berbagi ilmu dan meningkatkan kompetensi guru-guru di Indonesia. Tidak ada pilih-pilih dan perbedaan dalam anggota IGI, semuanya sama dan berkomitmen untuk berbagi ilmu sesama guru. Selain itu juga meningkatkan silahturrahmi antara sesama guru di berbagai daerah. Mari kita tingkatkan kompetensi guru untuk menghasilkan generasi emas yang berkarakter dan brilliant.

      Setiap tahun pada  bulan  September IGI ikut ambil bagian dalam kegiatan  Global Education Supplies dan Sulutions Indonesia (GESS). GESS adalah pameran dan  konferensi  pendidikan terkemuka di Asia Tenggara yang dihadiri oleh profesional pendidikan dari seluruh level dan pembicaranya  dari kelas dunia internasional. Guru-guru yang anggota IGI mendapatkan undangan dalam kegiatan  tersebut dan  berkesempatan memajangkan hasil karya buku guru- guru di stand IGI yang telah di sediakan. Selain itu IGI  juga memberikan penghargaan Anugrah Pendidikan Indonesia (API) kepada Kepala Dinas Pendidikan , Walikota dan Bupati yang peduli dengan pendidikan di daerahnya.